BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagian besar
komposisi permukaan bumi adalah air, sebesar 71% adalah air dan 29% adalah
dataran. Banyak bentuk permukaan laut dan komponen-komponennya yang belum
diketahui oleh manusia. Tidak hanya itu manusia juga belum banyak mengetahui
peran penting dari laut atau marine yang sangat mempengaruhi kehidupan makhluk
hidup. Di era modern ini banyak sekali permasalahan lingkungan yang muncul baik
akibat dari ulah manusia maupun terjadi alami oleh alam. Sebagai contoh
permsalahan lingkungan yang terjadi akibat ulah manusia adalah pembuangan
limbah pabrik ke laut, sampah yang dibuang sembarangan di pantai, menangkap
ikan dengan pukat harimau. Sedangkan permasalahan yang timbul secara alami dari
laut seperti tsunami di Aceh dan Jepang, gunung laut yang meletus seperti
gunung Krakatau yang pernah meletus dahsyat sehingga menimbulkan banyak
permasalahan lingkungan. Banyak permasalahan lingkungan yang tidak dibenahi
langsung sehingga menimbulkan permasalahan yang semakin parah.
Selain permasalahan
lingkugan banyak bentukan marine yang tidak diketahui oleh masyarakat umum sehingga
tidak bisa dimanfaatkan secara optimal. Sebagai contoh wilayah pantai dapat
dimanfaatkan sebagai wisata bahari namun karena pengelolaan yang tidak optimal
dan tidak profesional maka wisata bahari tersebut tidak berkembang dengan baik
dan kurang menguntungkan. Dengan pengelolaan yang baik wisata bahari dapat
menjadi sektor utama mata pencaharian penduduk setempat. Sehingga makalah ini
dibuat untuk mengetahui bentukan lahan marine dan mencari permasalahan
lingkungan serta pemecahan masalah tersebut. Dan untuk memenuhi tugas yang
diberikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi dari Geomorfologi?
2. Apakah definisi dari bentukan lahan
marine?
3. Apa saja bentuk lahan marine?
1.3 TUJUAN
1.
untuk
mengetahui definisi Geomorfologi,
2.
untuk
mengetahui bentukan lahan laut.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Geomorfologi
Geomorfologi
adalah ilmu yang mempelajari bentuk-bentuk relief permukaan bumi atau raut muka
bumi. (Palangan, Abraham. 2012:10) bebagai bentuk yang ada seperti pegunungan,
perbukitan, dataran, lembah, danau, delta dan sebaginya termasuk kajian
geomorfologi disamping bentuk bentuk tersebut juga menganalisa bagaimana bentuk
itu terjadi, bentuk lahan yang sama belum tentu disebabkan oleh gaya dan proses
geomorfologi yang sama. Berbagai bentuk sera jenis gaya dan proses
geomorfologi, bekerja pada berbagai jenis batuan dan iklim pada ketinggian yang
berbeda, akan melahirkan bentuk-bentuk lahan yang berbeda pula. Atas dasar
kenyataan itu semua, maka melalui analisa proses pembentukan bentang alam,
dapat disusun beberapa prinsip dasar dalam kajian geomorfologi, yaitu :
1.
Gaya
dan proses pembentukan bentang alam sepanjang masa adalah sama, perbedaaanya
terletak pada kekuatan atau intensitasnya.
2.
Gaya
dan proses geomorfologi yang berbeda akan menghasilkan bentang alam yang
berbeda pula.
3.
Iklim
sangat berpengaruh bagi bentukan bentang alam atau dengan kata lain iklimyang
berbeda akan menghasilkan bentang alam yang berbeda.
4.
Tingkat
perkambangan suatu bentuk lahan yang berbeda, akan menghasilkan bentuk lahan
yang berlainan pula.
5.
Siklus
geomorfik yang komplek pada bentuk-bentuk lahan yang ada lebih sering dijumpai
daripada siklus geomorfik yang tunggal.
6.
Makhluk
hidup juga berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan bentang alam.
2.1.2 Definisi
Bentukan Lahan Marine
Bentuk
lahan marine atau laut adalah bentuk lahan yang berhubungan marine atau laut.
Bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan yang terbentuk oleh kerja air laut
(gelombang dan arus) baik proses yang bersifat konstruktif atau pegendapan
maupun destruktif atau abrasi dan terdapat pada wilayah kepesisiran. Bentuk lahan ini kadang bergabung dengan flufial yang bertemu
dengan lautan. Contoh : rataan pasang surut dan beting gisik.
Wilayah kepesisiran merupakan daerah
pertemuan antara daratan dan laut, kearah daratan meliputi bagian daratan,
baik kering maupun terendam air yang masih terpengaruh sifat-sifat laut,
seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan kea rah
laut mencangkup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami
yang terjadi di daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
disebabkan oleh kegiatan manusia seperti penggundulan hutan dan pencemaran
(Soegiarto, 1976).
2.1.3 TENAGA DAN PROSES MARINE
1. Gelombang
Gelombang laut merupakan konfigurasi muka laut dalam bentuk punggungan
dan lembah karena gerak ayunan (oscillatory movement) terutama
diakibatkan oleh tiupan angin.
Gelombang memegang peranan penting dalam:
·
pembentukan pantai
dan pesisir
·
proses erosi dan
sedimentasi

2.
Arus laut

Arus laut adalah pergerakan massa air secara vertikal dan horizontal sehingga menuju keseimbangannya, atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan di dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dikarenakan tipuan angin atau perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang.
2.1.4 BENTUK LAHAN ASAL PROSES MARIN
Bentuk lahan asal proses marin terbagi menjadi dua yaitu destruksional
dan konstruksional
1.
Gisik : Terdiri dari endapan
material pasir dan terletak pada wilayah pantai. Gisik bertopografi datar
dengan material pasir kasar hingga halus.

2.
Beting gisik: Merupakan endapan
marin yang terdiri dari material pasir baik kasar ataupun halus, membentuk
semacam pematang (ridge). Beting
gisik tidak datar seperti gisik, dan biasanya terletak lebih jauh dari
laut. Beting gisik biasanya terdiri dari
beberapa jalur/seri.

3. Spit: endapan material pasir yang memanjang pada bagian tepi daratan dan terus mengalami perkembangan dan menyebabkan perubahan arah pesisir.
![]() |
4.
Cuspate Foreland: akumulasi sedimen dengan bentuk segitiga/melengkung dan menjorok ke
arah laut.
![]() |
5.Tombolo: Merupakan beting gisik yang menghubungkan suatu pulau dengan pulau utama. Tombolo terbentuk karena Gelombang besar dari arah samudera tertahan oleh Pulau kecil sehingga terjadi gelombang difraksi yaitu gelombang yang lemah dan melambat setelah pecah bertabrakan dengan penghalangnya. Gelombang tersebut terus bergerak menuju darat sambil membawa material seperti halnya material pembentuk gisik. Karena gerakannya yang lambat maka gelombang tersebut mampu mengendapkan material yang dibawanya ke selat yang terletak antara Pulau kecil dan Pulau utama. Endapan tersebut makin lama terus bertambah panjang dan lebar sehingga membentuk daratan yang menghubungkan Pulau utama dengan Pulau di seberangnya.

6. Rataan pasang surut : Bentukan deposisional yang luas, terdiri dari material lumpur, terbentuk oleh tenaga pasang surut air laut. Rataan pasang surut banyak dijumpai pada laguna atau wilayah estuaria pasang surut.
![]() |
7.Laguna adalah
sekumpulan air asin yang terpisah dari laut oleh penghalang yang berupa pasir,
batu karang atau semacamnya. Jadi air yang tertutup di belakang gugusan karang
atau di dalam atol disebut laguna.
![]() |
2.1.5 Pengertian Daerah Pantai
Berdasarkan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat
dibedakan tahap-tahap perkembangannya, karakteristik garis pantai dapat
dibedakan menjadi beberapa pengerian yaitu :
1. Pantai
(Shore)
Pantai shore adalah daerah yang terletak anatara air pasang dan surut,
garisbatas darat lau t dsebut shore line.

2. Garis
Pantai Shoreline
Adalah garis yang
membatasi permukaan daratan dan permukaan air. Garis batas ini selalu
berubah-ubah sesuai dengan permukaan air laut. Garis pantai tertingi terjadi
pada saat terjadi pasang naik setinggi
tingginya, sedangkan garis pantai terendah terjadi pada saat terjadi pasang
surut serendah-rendahnya.

3.
Pantai
Depan (foreshore)
adalah daerah sempit
yang terdapat pada pantai yang terletak diantara garis pasang naik dengan garis
pasang surut terendah.
4.
Pantai
Belakang (Backshore)
Adalah bagian dari
pantaiyang terletak diantara pantai depan (foreshore) dengan garis batas laut
tetap (coastline). Daerah ini hanya akan tergenang air apabila terjadi
gelombang pasang besar. Dengan demikian daerah ini akan kering apabila tidak
terjadi

5.
Pesisir (Coast) dan Garis
Pesisir (Coastline)
Coast adalah daerah
pantai yang tidak menentu dan cenderung meluas ke daratan. Sedangkan coastline
garis batas laut yang tetap dari pesisir.
Daerah pesisir ini mempunyai kemiringan lereng yang landai dengan luas
yang tidak egitu besar pada daerah tepi pantai yang sebagian besar merupakan
daerah pantai terjal.

6.
Endapan
Pantai (Beaches)
Baches merupakan
endapan hasil kegiatan laut yang terdapat di pantai. Menurut tempat terjadnya
beaches ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu :
a. Endapan
bawah pantai depan (lower forest beach), merupakan jenis endapan yang terdapat
dibagian bawah pantai depan. Endapan ini juga merupakan hasil dari kegiatan
gelombang dan arus litoral.
b. Endapan
atas pantai depan (upper foresher beach) merupakan jenis endapan pantai yang
terdapat pada bagian atas pantai depan. Endapan pantai ini terbentuk karena
hasil kegiatan gelombang.
c. Endapan
pantai belakang (backshore beach) merupakan jenis endapan pantai yang terdapat
pada pantai belakang yang sempit. Endpan pantai ini merupakan gabungan dari
hasil kegiatan gelombang yang besar, aliran air dari gelombang pasang naik
setinggi-btingginya, angin, serta aliran sungai yang membawa material batuan ke
pantai belakang tersebut.

7.
Lepas
Pantai (Off Shore)
Lepas pantai adalah daerah yang meluas dari garis pasang surut
terendah kearah laut, dibedakan :

a.
Insore, maluas dari garis pasang surut sampai gosong pasir (bar)
atau daerah hempasan (breakers).
b.
Off Shore, meluas disebelah luar arah kelaut
2.1.6
Klasifikasi Pantai
Anatara
pantai yang satu dengan garis pantai yang lainnya mempunyai perbedaan.
Perbedaan dari masing-masing jenis pantai tersebut umumnya disebabkan oleh
kegiatan gelombang dan arus laut.
Menurut
Johnsone, pantai dibedakan menjadi empat macam yaitu
1. Pantai
yang tenggelam (Shoreline of Submergence)
Merupakan jenis pantai yang terjadi apabila permukaan air mencapai
atau menggenangi permukaan daratan yang melalangi penenggelaman. Disebut pantai
tenggelam karena permuaaan air berada jauh dibawah permukaan air yang sekarang.
Untuk mengetahui apakah laut mengalami penenggelaman atau tidak dapat dilihat
dari keadaan pantainya. Naik turunnya permukaan air laut selama periode gasial
pada zaman pleistosen menyebabkan maju mundurnya permukaan air laut yang sangat
besar. Selain itu penenggelaman pantai juga bisa terjadi akibat penenggelaman
daratan. Hal ini terjadi karena permukaan bumi pada daerah tertentu dapat
mengalami pengangkatan atau penurunan yang juga dapat mempengaruhi keadaan
permukaan air laut. Pengaruh ini sangat terlihat didaerah pantai dan pesisir.
Pada bentang lahan yang disebabkan oleh proses geomorfologi, pantai yang
tenggelam dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Hal ini dapat dilihat dari
bentuk pantai yang berbeda sebagai akibat dari pengaruh gelombang dan arus
laut. Janis jenis pantai tersebut antara lain :
a.
Lembah sungai yang tenggalam
Pada
umumnya lembah sungai yang tenggelam ini disebut estuarium, sedangkan pantainya
disebut pantai ria. Lembah sungai ini dapat mengalami penenggelaman yang
disebabkan oleh pola aliran sungai serta komposisi dan struktur batuan.

b.
Fjords (lembah glasial yang tenggelam)
Merupakan
pantai curam yang berbentuk segitiga atau berbentuk corong. Lembah glasial yeng
tenggelam ini terjadi akibat pengikisan es. Ciri khas dari bagian pantai yang
tenggelam ini yaitu panjang, sempit tebingya terjal dan bertingkat-tingkat,
lautnya dalam dan kadang-kadang memiliki sisi yang landai. Pantai fjords ini
terbentuk apabila daratan mengalami penurunan secara perlahan-lahan. Bentang
lahan ini banyak terdapat dipantai laut didaerah lintang tinggi, dimana
daerahnya mengalami pembekuan di musim dingin. Misalnya di Chili, Norwegia,
Tanah hijau, Alaska, dan sebagainya.

c.
Bentuk Pengendapan Sungai
Bentuk
pengendapan sungai dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu :
1.
Delta, yaitu endapan sungai dipantai yang berbentuk segi tiga dan
cembung kearah laut.

2.
Dataran Banjir, yaitu sungai yang terdapat dikanan dan dikiri
sungai yang terjadi setelah sungi mengalami banjir.

3.
Kipas Aluvial, yaitu bentuk endapan sungai sepertisegi tiga,
biasanya terdapat didaerah pedalaman, dan ukurannya lebih kecil bila
dibandingkan dengan delta, serta sungainya tidak bercabang-cabang.

d.
Bentuk Pengendapan Glasial
Bentuk
pengendapan ini disebabkan oleh proses pencairan es.

e.
Bentuk permukaan hasil Diastrofisme
Bentuk
penampakan ini dapat diilustrasikan sebagai fault scraps atau bidang patahan,
fault line scraps (bidang patahan yang sudah tidak asing, graben atau terban,
dan rocgback. Setalah mengalami penenggelaman fault scraps dan dinding graben
bukan langsung menjadi pantai.

f.
Bentuk permukaan Hasil kegiatan Gunung Api

Jenia
pantai yang disebabkan oleh kegiatan gunung api ini dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
1.
Merupakan hasil kegiatan kerucut vulkanis (1) mound, yang
menyebabkan terbentuknya pantai yang cembung keluar; (2) merupakan hasil
kegiatan aliran larva ( larva Flau), yang menyebabkan terbentuknya pantai yang
cekung keluar
2.
Pantai yang terangkat (shoreline of emergence)
Pantai
ini terjadi akibat adanya pengenkatan daratan atau adanya penurunan permukaan
air laut. Pengangkatan air ini dapat diketahui dari gejala-gejala yang terdapat
dilapangan dengan sifat yang khas, yaitu;
a.
Terdapatnya bagian atau lubang dataran gelombang yang terangkat
Didaerah
ini banyak dijumpai teras-teras pantai (stacas), lengkungan tapak (arches),
pantai terjal (cliffs), serta gua-gua pantai (caves ).

b.
Terdapatnya teras-teras gelombang
Teras
gelombang ini terbentuk pada saat permukaan air mencapai tempat-tempat dimana
teras tersebut berada. Teras-teras ini merupakan batas permukaan air.

c.
Tedapatnya gisik (beaches), gisik yaitu tepian laut yang terdapat
diatas permukaan air laut yang terjadi karena adanya pengangkatan dasar laut.

d.
Terdapatnya laut terbuka, laut terbuka ini terjadi karena adanya
dasar laut yang terangkat.

e.
Garis pantai yang lurus atau straight shoreline, erosi gelombang
dan pengendapannya pada laut dangkal cenderung menurunkan bentang lahan dan
menyebabkan dasar laut- dasar laut yang dangkal menjadi datar. Apabila dasar
laut yang dangkal tersebut sekarang mengalami pengangkatan, maka garis pantai
yang terbentuk akan kelihatan lurus.

3.
Pantai yang netral atau neutral shoreline jenis pantai ini terjadi
diluar proses penenggelaman dan pengangkatan, misalnya pantai yang terjadi pada
delta, plaint hanyutan, terumbu karang, gunung api, gumuk-gumuk pasir, dan
jenis pantai yang merupakan hasil dari sesar atau patahan.

4.
Pantai majemuk atau compound shorelines jenis pantai ini terjadi
sebagai gabungan atau dua lebih proses diatas. Berarti dalam suatu daerah bisa
terjadi proses pengggelaman, pengangkatan, pengendapan, dan sebagainya.

2.1.7 PERKEMBANGAN
GARIS PANTAI
1. Perkembangan
pantai tenggelam
a.
Stadia awal (early youth), ditandai oleh garis pantai yang tidak
teratur, banyak teluk yang dipisahkan oleh daratan yang menjorok ke laut.
b.
Stadi muda (youth), ditandai oleh erosi yang meningkat, arus
sepanjang pantai mengendapkan materi yang tererosi menbentuk spit dan hook,
terbentuknya offshore bar dan terbentuk laguna.
2. Perkembangan
pantai timbul
a.
Stadia awal, ditandai oleh garis-garis pantai tidak teratur,
landai dengan laut dangkal.
b.
Stadia muda, ditandai dengan gelombang mengeruh dasar laut dangkal
dan mengangkatnya ke zone surf membangun offshore bar, offshore bar muncul dan
membentuk laguna.
c.
Stadia dewasa, mulai terbentuk clif rendah, gelombang langsung
kederet karena offshore dirusak dan laguna terendapi.
d.
Stadia tua, erosi lanjut sehigga headland terpotong, hasil kikisan
gelombang diendapkan diteluk – teluk kecil menyebabkan garis pantai lurus.

2.1.8
TOPOGRAFI PANTAI
Erosi gelombang sangat mempengaruhi terjadinya garis pantai.
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi gelombang misalnya ukuran dan
kekuatan gelombang, kemiringan lereng dan ketinggian garis pantainya, komposisi
batuannya, kedalaman airnya, arus, sungai, angin, organisme,serta lamanya
proses tersebut berlangsung.
Apabila gelombang dilaut dalam menghempas pantai yang curam, maka
sebagian besar air akan membalik kembali ke laut dan mengerosi lereng clif
tersebut dan naik dari permukaan air yang dangkal.
1. Kekuatan
gelombang
Gelombang pasang yang menghempas pantai merupan penyebab
pengikisan gelombang secara langsung. Bekas – bekas pengikisan gelombang
tersebut menyebabkan semakin besarya kekuatan gelombang.
Bentuk – bentuk
hasil erosi :
a.
Gua laut (sea caves) terbentuk karena clif mengalami erosi bawah
(under cutting) oleh pukulan gelombang arus.

b.
Celah (cleff), erosi oleh gelombang atau arus yang menimpa retakan
atau patahan menyebabkan terbentuknya celah dipantai.

c.
Teras – teras (wave cut teraraces), terjadi karena dasar laut
dangkal tererosi, permukaan menjadi rata kemudian terangkat.

2.
Kenampakan hasil kerja gelombang
Seperti halnya tenaga pengikis yang lain, tenaga gelombang juga
dapat menyebabkan pengendapan selain menyebabkan pengikisan, sehingga disatu
sisi menyebabkan kerusakan pantai dan disisi yang lain akan menyebabkan
berkembang atau terbentuknya garis pantai.
Ada beberapa kenampakan bentang lahan hasil kegiatan gelombang
yaitu :
a.
Goresan gelombang pantai
Bekas dari gelombang di pantai akan terlihat jelas apabila
struktur batuan yang menyusun pantai tersebut tidak seragam. Batuan yang mudah
tererosi akan lebih cepat terkikis bila dibandingkan dengan batuan yang
resistant. Kenampakan ini banyak dijumpai pada pantai yang berusia tua.
b. Pantai
curam (clif) dan teras – teras pantai
Apabila dinding pantai clif yang tersusun dari jenis batuan yang
tidak tahan erosi dihantam gelombang yang cukup tinggi, maka batuan tersebut
tidak hancur sekaligus. Sebagian material batuan akan menumpuk dibagian bawah
dan dapat mempengauhi kerja dari gelombang. Apabila tumpukan material tersebut
mengalami pengikisan, maka tanah pantai clif tersebut akan mengalami longsor
(landslide) secara vertikal sehingga terbentuk teras – teras gelombang. Lebar
teras gelombang itu sendiri tergantung pada faktor – faktor penyebab erosi
gelombangnya. Semakin kuat gelombangnya, maka teras – teras gelombangnya akan
bertambah lebar.
c. Stack
Stack yaitu tiang – tiang baru yang terpisah dari daratan.
Tersusun dari batuan yang resistan sehingga bertahan dari pukulan gelombang.

d.
Arc
Arc yaitu batuan berlobang tembus akibat kikisan gelombang,
tersusun dari batuan yang lunak (tidak resistant).

e.
Head Land
Head land yaitu batuan daratan resistant yang menjorok ke laut
akibat erosi gelombang, terdiri atas batuan lava dan breksi.
3. Kenampakan
hasil pengendapan gelombang
Kenampakan bentang lahan hasil pengendapan gelombang ada beberapa
macam yaitu :
a. Gisik
(beach)
Gisik merupakan suatu bentuk pengendapan yang terjadi di pantai.
Gisik terletak tinggi diatas pantai belakang atau pada posisi lainnya pada
pantai depan. Kadang – kadang gisik ini terlihat seperti jembatan yang
bertingkat – tingkat turun kearah laut. Material pada gisik ini terdiri dari
krikil yang bulat – bulat, krikil yang kasar (gravel), dan pasir.
b.
Gosong pasir (bar)
Gosong pasir merupakan endapan pasir atau krikil dilaut sejajr
garis pantai.

1.
Off shore bar (barrier bar) terdapat di laut lepas, hasil
pengendapan backswash.
2.
Laguna (lagoon), laut dangkal antara daratan dan off shore bar.
3.
Tombolo, endapan yang menghubungkan daratan dengan pulau, sebagai
akibat reflaksi gelombang karena rintangan pulau tersebut.
4.
Gumuk pasir pantai (coast dunes), adalah timbuna pasir dipantai
sebagai akibat hasil aktivitas angin dan vegetasi.

a. Free
dunes, timbunan pasir dipantai oleh pengendapan angin tanpa dibantu vegetasi.
b. Impended
dunes, timbunan pasir dipantai oleh penegendapan angin dan vegetasi atau
topografi kasar.
4. Arus
litoral
Bahan – bahan endapan hasil pengikisan oleh arus laut kemudian diendapkan
lagi di tempat lain. Jika endapan ini telah sampai di permukaan air maka akan
terbentuk : spits, connecting bar, hooks, dan loops.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Geomorfologi asal marine merupakan bentuk lahan yang terdapat
disepanjang pantai. Proses perkembangan daerah pantai itu sendiri sangat di
pengaruhi oleh kedalam laut. Semakin dangkal laut maka akan semakin mempermudah
terjadinya bentang alam daerah pantai, dan semakin dalam laut maka akan
memperlambat proses terjadinya bentang alam didaerah pantai. Proses marine
berlangsung intensif pada daerah pantai pesisir, khususnya pada garis pantai
diwilayah pesisir tersebut, bahkan ada diantaranya yang sampai puluhan
kilometer masuk ke pedalaman. Selain itu, berbagai proses lain seperti proses
tektonik pada masa lalu, erupsi gunung api, perubahan muka air laut, dan lain –
lain sangat besar pengaruhnya terhadap kondisi medan pantai dan pesisir beserta
karakteristik lainnya.
Adakalanya proses marine dikawasan ini berkombinasi dengan proses
angin (aeolin). Medan yang terbentuk dari kombinasi proses ini bersifat
spesifik.
Berbagai proses berlangsung didaerah pantai dan pesisir, yang
tenaganya berasal dari ombak, arus, pasang surut, tenaga tektonik, menurunya
permukaan air laut maupun lainnya. Proses ini berpengaruh terhadap medan dan
karakteristiknya, serta mempengaruhi perkembangan wilayah pantai maupun pesisir
tersebut.
3.2 Saran
Kerusakan lingkungan didaerah pantai di zaman kontemporer saat ini dikarenakan
oleh kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Sehingga tidak ada
yang menjaga dan melindungi lingkungan khususnya daerah pantai yang sering
dijadikan daerah wisata.
Seperti pantai Kuta yang dulunya sangat
indah karena dikunjungi oleh banyak wisatawan asing dan domestic menjadi kotor
dan tidak alami lagi, dikarenakan kurangnya kepedulian para wisatawan untuk
menjaga lingkungan pantai.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan tidak
hanya diperlukan petugas kebersihan namun diperlukan partisipasi nyata dan
kongkrit dari semua pihak masyarakat yang
terlibat dalam lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
Utoyo,Bambang.2007. ”Geografi Membuka Cakrawala
Dunia”. Bandung;Setia Purnama Inves
http://tugasgeografi.wordpress.com/2011/03/10/sedimentasi/
http://id.wikipedia.org/wiki/pantai
http://www.scribd.com/doc/1139314/pantai-dan-pesisir-laut
http://dhayatgeo.blogspot.com/2011/12/abrasi-dan-sedimentasi-pantai.html
http://earthy-moony.blogspot.com/2010/09/bentuklahan-asal-proses-marin.html
Sangat membantu untuk mempelajari geomorfologi ;)
BalasHapusfotonya gak mau muncul :(
BalasHapus